Dilihat dari sistem politik yang digunakan memang tidak ada yang salah dari sistem pendidikan yang diterapkan.
Di setiap negara otoriter di mana pun selalu tidak memberi kemungkinan tumbuhnya pemikiran kritis terhadap kekuasaan. Jalur pendidikan dipakai sebagai instrumen untuk mengarahkan kemana harusnya masyarakat berpikir.
Pendidikan di Indonesia telah menjalani proses yang amat berlainan dengan perkembangan kebudayaan. Pendidikan di Indonesia bukan lagi sebagai persoalan kebudayaan, tetapi lebih sebagai kepentingan politik di satu sisi dan di sisi yang lain adalah kepentingan ekonomi.
Dengan demikian, jika orang masuk ke lorong pendidikan di Indonesia, ia tidak menemukan proses berpikir kritis, tetapi justru menjadi terasing dari lingkungan sosialnya.
Pendidikan sekadar sarana untuk mengisi lowongan pekerjaan, tidak peduli apakah jenis formasi yang ditempatinya itu sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari atau tidak.
Belajar pertama-tama bukan bagaimana mengelola penalaran, tetapi agar bagaimana mendapatkan nilai yang baik sehingga ideologi Ujian Nasional/UN menjadi acuan dan ajang kompetisi.
Dengan demikian, janganlah mengkaji Kurikulum Merdeka dengan kepentingan politik. Yang utama sekarang kurikulum untuk siapa? Tentu untuk peserta didik.
Kurikulum adalah arah hidup peserta didik. Kita tentu masih ingat bagaimana Ujian Nasional membuat anak-anak menjadi stres dan kesurupan massal. Kembalikan kepada anak dan peserta didik apa yang menjadi hak anak.