JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia menjadi negara pertama di kawasan Asia-Pasifik yang mendapatkan panduan atau guideline investasi pariwisata (Indonesia Tourism Investment Guideline) secara cuma-cuma oleh UN Tourism.
"Indonesia adalah negara pertama di kawasan Asia Pasifik yang dibuatkan investment guideline oleh UN Tourism. Sebetulnya di dunia ada 22 negara yang sudah dibuatkan oleh UN Tourism, dan yang biasanya ini berbayar," kata Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Martini M. Paham, saat ditemui dalam press conference UN Tourism Commission for East Asia and the Pacific & UN Tourism Commission for South Asia (CAP-CSA), di Hotel Mulya Senayan, Rabu (16/4/2025).
Martini menyebut, panduan investasi pariwisata ini diberikan secara cuma-cuma oleh UN Tourism kepada Indonesia karena Indonesia menjadi tuan rumah CAP-CSA dan hubungan yang baik antara UN Tourism dan Indonesia.
Baca juga: Antisipasi Dampak Tarif Trump, Pariwisata Domestik Jadi Tumpuan
Sebagai informasi, Indonesia Tourism Guideline ialah panduan yang disusun oleh UN Tourism khusus untuk investasi pariwisata.
Panduan ini nantinya bisa dijadikan sebagai dokumen promosi kepada calon-calon investor di bidang pariwisata.
"Kalau kita sendiri yang bicara, investor bisa melihat kalau ini jualan kita. Tapi ini diendorse langsung oleh badan tertinggi PBB, yaitu UN Tourism, yang mau mempromosikan daerah mana saja yang bisa menjadi lokasi yang berpotensi bagi investor untuk berinvestasi, dan apa saja kriterianya," kata Martini.
Baca juga: Kebijakan Tarif Trump 32 Persen, Ini 3 Strategi Kementerian Pariwisata
"Kami membuat metode untuk membantu para investor untuk menemukan proyek dan tentu saja menemukan fakta-fakta penting yang dapat membantu mereka untuk membuat uji tuntas dan sebagai pedoman yang baik," kata Natalia.
Ia menuturkan, panduan investasi pariwisata yang disusun oleh UN Tourism untuk Indonesia berisi informasi detail seputar potensi pariwisata Indonesia.
Baca juga: Menteri Pariwisata Nilai Pembongkaran Tempat Wisata Tidak Boleh Sepihak
Salah satunya memuat alasan mengapa para investor harus berinvestasi di Indonesia.
Natalia menyebut, salah satu alasannya yaitu Indonesia punya 10 destinasi super prioritas dan zona ekonomi khusus yang bisa dikembangkan serta berpotensi untuk peluang bisnis.
"Saya belum menemukan negara yang punya insentif khusus untuk membuat kawasan ekonomi pariwisata khusus. Jadi ini adalah sesuatu yang penting bagi para investor, karena dengan hadirnya turis dan zona ekonomi khusus mereka dapat mengembangkan manufaktur di antara turis, pelayanan, teknologi, dan juga hotel-hotel," katanya.