Dulu Dihapus Nadiem Makarim, Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA Akan Dihidupkan Lagi Abdul Mu'ti, Apa Alasannya?

Sabtu, 12 April 2025 | 16:22 WIB
()

KOMPAS.com – Pemerintah berencana untuk mengaktifkan kembali jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).

Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Jumat (11/4/2025).

"Jurusan (di SMA) akan kita hidupkan lagi. Jadi nanti akan ada jurusan lagi. IPA, IPS, dan Bahasa," kata Mu'ti.

Baca juga: Jurusan IPA, IPS dan Bahasa Ada Lagi, Kapan Penerapannya?

Meski rencana ini sudah dipastikan, Abdul Mu'ti belum mengumumkan waktu pasti pelaksanaan sistem penjurusan di SMA.

Terkait Pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik

Pengembalian sistem penjurusan berkaitan dengan pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA), yang akan menggantikan Ujian Nasional (UN).

Rencananya, TKA akan dimulai pada November 2025. Maka dari itu, tidak menutup kemungkinan sistem penjurusan mulai diterapkan kembali pada tahun ini.

Dalam TKA, siswa akan diuji berdasarkan mata pelajaran yang biasa mereka pelajari sesuai jurusan masing-masing.

"Dalam TKA itu nanti mulai itu ada tes yang wajib yaitu Bahasa Indonesia dan Matematika itu wajib. Untuk mereka yang ngambil IPA itu nanti dia boleh memilih tambahannya antara Fisika, Kimia atau Biologi," ujar Mu'ti.

"Untuk yang IPS juga begitu. Dia boleh ada tambahan apakah itu Ekonomi, apakah itu Sejarah atau ilmu-ilmu lain yang ada dalam rumpun ilmu-ilmu," jelas dia.

Dulu Dihapus karena Ketimpangan

Sistem penjurusan ini sebelumnya dihapus saat Nadiem Makarim menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Saat itu, Kepala BSKAP Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo, menjelaskan bahwa penghapusan penjurusan dilakukan untuk menghindari ketidakadilan sosial di lingkungan sekolah.

"Salah satunya itu (karena orangtua rata-rata memilihkan anaknya masuk IPA). Kalau kita jurusan IPA kita bisa memilih jurusan lain," kata Anindito, dikutip dari Kompas.com, Senin (15/7/2024).

Menurut Anindito, banyak orangtua menyarankan anaknya masuk IPA agar memiliki lebih banyak pilihan program studi saat masuk perguruan tinggi.

Sayangnya, dominasi siswa IPA menyebabkan jurusan IPS dan Bahasa semakin kurang diminati dan kuota siswanya menyusut.

Dalam Kurikulum Merdeka, penjurusan diganti dengan sistem pemilihan mata pelajaran berdasarkan minat dan bakat siswa.

Siswa kelas 11 dan 12 dapat memilih mata pelajaran sesuai aspirasi studi lanjutan atau karier, tanpa harus terikat dengan label jurusan.

Dinilai Timbulkan Stereotip Negatif

Meski memiliki fleksibilitas, penghapusan jurusan ini justru dinilai memunculkan masalah baru.

Dosen Sosiologi Pendidikan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair), Tuti Budirahayu, menilai bahwa pelajar dari rumpun IPS dan Bahasa kerap mengalami stereotip negatif di masyarakat.

"Mereka yang masuk ke jurusan IPS dan Bahasa cenderung mendapatkan label sebagai anak-anak nakal, bandel, dan tidak secerdas anak-anak jurusan IPA," kata Tuti dikutip dari laman resmi Unair, Rabu (31/7/2024).

Ia menambahkan, siswa IPA lebih leluasa masuk ke berbagai jurusan di perguruan tinggi, termasuk jurusan yang seharusnya bisa dimasuki siswa IPS dan Bahasa.

Baca juga: Ujian Nasional Versi Baru Jadi Alasan Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa Ada Lagi

"Terjadi diskriminasi pada siswa IPS dan Bahasa karena dianggap tidak pandai dalam berlogika, matematika atau ilmu eksakta. Inilah yang kemudian menyebabkan siswa IPS dan Bahasa berada pada strata kedua atau ketiga setelah siswa jurusan IPA," ujarnya.

Tuti menilai, kebijakan Kurikulum Merdeka harus diimplementasikan dengan matang dan menyeluruh agar tidak memberatkan guru serta tidak membingungkan orangtua yang masih awam terhadap perubahan sistem pendidikan.

"Sebaliknya, orangtua masih minim pengetahuan tentang kebijakan-kebijakan pendidikan baru di era Menteri Nadiem Makarim," tandas Tuti.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jurusan IPA, IPS dan Bahasa di Jenjang SMA, Dulu Dihapus Kini Bakal Ada Lagi".

Dapatkan Smartphone dan Voucher Belanja dengan #JernihBerkomentar di artikel ini! *S&K berlaku
Komentar
Dapatkan Smartphone dan Voucher Belanja dengan #JernihBerkomentar dibawah ini! *S&K berlaku
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.