Siswa SMKN 1 Kota Blitar Terpaksa Ikut TKA demi Dapat Syarat Kerja

Kamis, 6 November 2025 | 18:31 WIB
Tiga siswa SMKN 1 Kota Blitar, yakni Viki, Rendra, dan Satria, berpose di depan kamera, Kamis (6/11/2025) sore (KOMPAS.COM/ASIP HASANI) Tiga siswa SMKN 1 Kota Blitar, yakni Viki, Rendra, dan Satria, berpose di depan kamera, Kamis (6/11/2025) sore

BLITAR, KOMPAS.comRendra Febian (18), siswa kelas XII atau kelas III Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kota Blitar, Jawa Timur terpaksa mengikuti Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang berlangsung antara 3-6 November 2025.

Warga Kelurahan Rembang, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar itu awalnya berniat untuk tidak mengikuti program nasional dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah ini ketika diumumkan oleh pihak sekolah sekitar 3 bulan lalu.

“Akhirnya saya terpaksa ikut TKA juga karena kata sekolah hasil TKA nanti jadi persyaratan saat melamar pekerjaan,” ujar Rendra saat ditemui, Kamis (6/11/2025) sore.

Baca juga: Siswa SMA Muhammadiyah 2 Surabaya Alami Website Eror Saat TKA: Cukup Menyita Waktu

Siswa jurusan broadcasting itu tidak berniat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi setelah lulus SMK.

Dia ingin langsung mencari pekerjaan.

Menurut Rendra, ketika diumumkan pertama kali sekitar 3 bulan lalu, hasil TKA akan menjadi syarat bagi siswa saat mendaftarkan diri ke perguruan tinggi.

“Tapi sekitar dua bulan lalu, ada pengumuman baru lagi. Katanya hasil TKA juga jadi syarat untuk mendaftar kerja,” ujar dia. 

Bahkan, kata Rendra, orangtuanya pun ikut mendesak dirinya untuk mengikuti TKA.

Sama seperti siswa SMA, siswa SMK seperti Rendra mengikuti TKA selama dua hari.

Hari pertama ujian tiga mata pelajaran (mapel) wajib, yakni matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia.

Baca juga: Awalnya Tak Berminat, Siswa di Jember Ini Akhirnya Ikut TKA demi Peluang Kerja

Hari kedua berisi ujian mapel pilihan, yakni mapel pilihan pribadi dan mapel pilihan sekolah.

Mapel pilihan Rendra sendiri adalah sejarah, dan mapel pilihan sekolah adalah mapel produk kreatif dan kewirausahaan (PKK).

“Yang menurut saya sulit adalah mapel wajib, terutama matematika dan bahasa Inggris,” tuturnya.

Menurut Rendra, wajar siswa SMK seperti dirinya kesulitan mengerjakan soal mapel wajib karena memang orientasi pendidikan di SMK lebih pada pengetahuan praktis.

Terlebih, di jenjang kelas III atau kelas XII saat ini, di mana bobot pelajaran teori dan praktik sama. “Kan kami ini sebulan di kelas, sebulan lainnya praktik,” kata Rendra.

Rendra juga mencatat bahwa website di mana peserta TKA login untuk mengerjakan soal sempat error, yakni halaman menjadi kosong, “blank” selama sekitar 10 menit.

Hilangnya waktu 10 menit itu, kata dia, tidak mendapatkan penggantian.

Baca juga: Tak Setuju Petisi Penghapusan TKA, Siswa di Surabaya Sebut Bermanfaat Ukur Kemampuan

Pendapat serupa disampaikan teman Rendra, sesama siswa SMKN 1 Kota Blitar jurusan broadcasting, Viki Hernanda (17).

“Menurut saya mapel wajibnya sulit, terutama bahasa Inggris dan matematika,” kata Viki, warga Desa Jegu, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.

Meski demikian, Viki mengaku dapat mengerjakan seluruh soal sesuai waktu yang tersedia.

“Ya mungkin karena semua soal ada pilihan jawabannya. Kalau pun tidak bisa, kita tetap bisa memilih salah satu,” tuturnya.

Tak perlu buat SMK

Sama seperti Rendra, Viki pun sebenarnya menganggap TKA tidak perlu buat siswa SMK yang tidak berniat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi seperti dirinya.

Namun, Viki pun akhirnya tetap mengikuti TKA lantaran orangtuanya juga ikut mendesak dirinya untuk ikut TKA.

“Bagi saya ya enggak apa-apalah ikut. Buat berjaga-jaga siapa tahu nanti dibutuhkan,” ujarnya.

Pendapat agak berbeda disampaikan Satria Wirayuda Pratama (18), warga Kelurahan Garum, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar yang juga siswa SMKN 1 Kota Blitar jurusan broadcasting.

Satria mengaku tingkat kesulitan soal-soal pada TKA termasuk kategori sedang. “Cuma ada beberapa soal yang belum diajarkan tapi sudah keluar di TKA. Mungkin dua tiga soal saja di setiap mapel,” ungkapnya.

Satria memang mengaku cukup mempersiapkan diri sebelum mengikuti TKA, apalagi pihak sekolah menekankan bahwa hasil TKA akan menjadi syarat untuk mendaftar ke pendidikan lanjut. “Karena saya pingin melanjutkan ke sekolah kedinasan,” tuturnya.

Dapatkan Smartphone dan Voucher Belanja dengan #JernihBerkomentar di artikel ini! *S&K berlaku
Komentar
Dapatkan Smartphone dan Voucher Belanja dengan #JernihBerkomentar dibawah ini! *S&K berlaku
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.