UN Ada Lagi, Asesmen Nasional Tetap Digelar Agustus-November 2025

Rabu, 19 Maret 2025 | 16:00 WIB
Ilustrasi ruang kelas pelaksanaan asesmen nasional (AN). (DOK. Humas Kemendikbud Ristek) Ilustrasi ruang kelas pelaksanaan asesmen nasional (AN).

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan tetap menyelenggarakan Asesmen Nasional ( AN) pada Agustus hingga November 2025.

Hal ini diungkapkan Pelaksana Tugas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen Toni Toharudin.

"Mulai bulan Agustus sampai November," kata Toni di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Sebagai informasi, AN atau Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) atau Asesmen Kompetensi Minimum berfokus pada literasi membaca, numerasi, dan karakter.

Baca juga: Pemerintah Pastikan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional Digelar 2025

Pesertanya adalah sampel siswa dari kelas 5 (SD), kelas 8 (SMP), dan kelas 11 (SMA). Hasil ANBK/AKM tidak menentukan kelulusan dan hanya digunakan untuk evaluasi sistem pendidikan.

Kemendikdasmen juga baru saja merilis Rapor Pendidikan yang diakumulasi sejak tahun 2022 hingga 2024 yang salah satu data yang digunakan adalah hasil AN.

Toni menjelaskan, rapor pendidikan ini dinilai dari berbagai macam indikator kualitas pendidikan.

"Jadi indikator-indikator kualitas semua masuk didalamnya dan kita analisis sebagai refleksi pemetaan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan maupun daerah," ujarnya.

Hasil rapor pendidikan itu, kata Toni, menunjukkan rata-rata nilai kondisi pendidikan Indonesia mulai dari jenjang SD hingga SMA atau sederajat masuk dalam kategori baik tetapi menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelum rentang 2022 hingga 2024.

Baca juga: Ujian Nasional Versi Baru, Ini Mapel yang Diujikan Jenjang SD, SMP, SMA

"Jadi nilainya itu secara rentang itu masuk kategori baik tetapi menurun dibanding dengan tahun sebelumnya," ungkapnya.

Kendati demikian, Toni menegaskan penurunan itu bukan terjadi karena kondisi siswa tetapi karena pemerintahan menambahkan instrumen dalam penilaian rapor pendidikan.

"Jadi bukan karena substansi bahwa karakternya menurun tapi karena ada perubahan core item dari sisi item karakter tadi sehingga ada perubahan dari sisi instrumen. Bukan dari substansi penurunan karakter," jelas Toni Toharudin.

Dapatkan Smartphone dan Voucher Belanja dengan #JernihBerkomentar di artikel ini! *S&K berlaku
Komentar
Dapatkan Smartphone dan Voucher Belanja dengan #JernihBerkomentar dibawah ini! *S&K berlaku
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.