Jokowi: Pembatalan UN Jadi Momentum Evaluasi Sistem Pendidikan Nasional

Jumat, 3 April 2020 | 14:12 WIB
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020). Ratas tersebut membahas kesiapan dampak virus corona pada perekonomian di Indonesia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A) Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020). Ratas tersebut membahas kesiapan dampak virus corona pada perekonomian di Indonesia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.
|
Editor Krisiandi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan pembatalan Ujian Nasional ( UN) Tahun 2020 akibat adanya pandemi Covid-19 menjadi momentum evaluasi sistem pendidikan Indonesia secara menyeluruh.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, melalui sambungan konferensi video, Jumat (3/4/2020).

"Untuk mencegah penyebaran Covid-19 pada ratas (rapat terbatas) 23 Maret kita telah memutuskan pembatalan UN 2020. Saya lihat ini menjadi momentum untuk merumuskan ulang sistem evaluasi, standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional," ujar Jokowi.

Baca juga: Ini 4 Masukan Guru Besar UNS Terkait UN Ditiadakan

Ia mengatakan, ke depannya bisa saja sistem evaluasi pendidikan dasar dan menengah tetap menggunakan UN atau mengacu pada standar yang dipakai secara internasional seperti dalam Program for International Student Assessment (PISA).

Jokowi menambahkan, Indonesia telah mengikuti survei PISA selama 7 putaran sejak thn 2000-2018.

Menurut dia, hasilnya mengubah sistem pendidikan Indonesia menjadi lebih inklusif.

Namun, jika hendak benar-benar mengikuti sistem evaluasi berdasarkan PISA, Jokowi mengatakan ada beberapa kompetensi siswa yang perlu ditingkatkan.

Beberapa kompetensi itu ialah membaca, matematika, dan sains.

"Skor rata-rata PISA 2018 menurun di 3 bidang kompetensi dengan penurunan paling besar di bidang membaca. Kemampuan membaca siswa Indonesia dengan skor 371 di posisi 74, kemampuan matematika skor 379 di posisi 73, kemampuan sains skor 396 posisi 71," kata Jokowi.

Diberitakan sebelumnya, sebagaimana disampaikan juru bicara Presiden Fadjroel Rachman, Presiden Joko Widodo memutuskan meniadakan UN untuk tahun 2020.

Baca juga: Jokowi Putuskan Ujian Nasional 2020 Ditiadakan

"Keputusan ini sebagai bagian dari sistem respons wabah Covid-19 yang salah satunya adalah pengutamaan keselamatan kesehatan rakyat. Seperti yang telah disampaikan bahwa sistem respons Covid-19 harus menyelamatkan kesehatan rakyat, daya tahan sosial, dan dunia usaha," kata Fadjroel.

Ia menambahkan, peniadaan UN menjadi penerapan kebijakan social distancing (pembatasan sosial) untuk memotong rantai penyebaran virus corona SARS 2 atau Covid-19.

Dapatkan Smartphone dan Voucher Belanja dengan #JernihBerkomentar di artikel ini! *S&K berlaku
Komentar
Dapatkan Smartphone dan Voucher Belanja dengan #JernihBerkomentar dibawah ini! *S&K berlaku
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.