KOMPAS.com - Keberadaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) bisa menghadirkan beberapa fenomena seperti pada masa adanya Ujian Nasional ( UN).
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zanatul Haeri.
"Kami kira tidak bisa di kesampingkan bagaimanapun TKA ini kan melahirkan persoalan-persoalan seperti zaman UN ya," kata Iman kepada Kompas.com, Rabu (17/9/2025). Hal ini berpotensi menimbulkan kesenjangan karena tidak semua anak mampu membayar bimbel.
Salah satu fenomena yang terlihat, kata Iman, kembali banyaknya anak-anak yang merasa harus masuk Bimbingan Belajar (Bimbel) untuk persiapan TKA.
Baca juga: Tes Kemampuan Akademik SD 2026, Orangtua Pilih Daftarkan Anak ke Bimbel
"Misalkan seperti (semakin banyak) bimbel-bimbel karena cara kerjanya hampir sama (dengan UN)," ujarnya.
Oleh karena itu, untuk mencegah beberapa anggapan yang dinilai sama seperti UN, Iman berharap pemerintah bisa kembali menegaskan bahwa TKA tidak wajib.
Serta TKA pemerintah juga harus mengingatkan manfaat apa saja yang didapatkan jika ikut TKA sehingga siswa bisa mempertimbangkan kebutuhannya.
"Jadi ini hanya untuk mereka yang ingin kuliah bagaimana dengan mereka yang tidak melanjutkan studi maka sebetulnya tidak wajib," ungkapnya.
"Nah pemerintah juga harus mensosialisasikan ini supaya kemudian tidak sesuai dengan kepentingan anaknya," pungkas Iman.
Sementara itu, panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2026 juga telan menetapkan aturan baru dalam proses seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN).